Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi

Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi
Dasep Surahman,S.Ag dan M. Almanfaluthi Hakiem, SH

Istiqomah Dijalan Konstitusi

Istiqomah Dijalan Konstitusi
Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi Bersama Ketua Umum PPP H. Djan Faridz

Minggu, 29 Mei 2011

REKONSTRUKSI NILAI KEISLAMAN DAN KEBANGSAAN:
USAHA MEWUJUDKAN GENERASI BERKARAKTER
Oleh: Drs.H.Yusuf Ridwan
(Ketua DPC PPP Kab.Sukabumi)
Disampaikan pada acara Pelantikan dan Up Grading Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) Kab.Sukabumi, Sabtu 28 Mei 2011 di Islamic Center Cisaat Sukabumi

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

A.  Muqoddimah
          Alhamdulillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang atas rahmat dan ‘inayah-Nya, hari ini kita dapat melaksanakan acara Pelantikan Pengurus Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) Kab.Sukabumi sekaligus Up Grading Kader. Sholawat dan Salam kita haturkan semoga senantiasa dilimpahkan curahkan  kepada junjunan kita Nabi Besar Muhammad SAW, besereta kleluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang senantiasa istiqomah mengikuti jejak risalahnya hingga akhir zaman.
          Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya atas nama Ketua DPC PPP Kab.Sukabumi dan seluruh jajaran pengurus mengucapkan Selamat dan Sukses kepada adik-adik pengurus GMII Kab.Sukabumi yang telah dilantik hari ini, Selamat bergabung dengan kami, dan marilah kita sama-sama besarkan Partai Persatuan Pembangunan di Kab.Sukabumi dengan niat ibadah dan dalam rangka mensyiarkan Agama Islam.

B. Makna Dasar Rekonstruksi dan Karakter Bangsa
          Ketika kita berbicara tentang upaya melakukan studi  rekonstruksi terhadap suatu konsep, misalkan tema hari ini “Rekonstruksi Nilai-Nilai Keislaman dan Kebangsaan: Usaha Mewujudkan Generasi Berkarakter”, tentu yang paling pertama diketahui adalah pengertian rekonstruksi itu sendiri. Rekonstruksi atau reconstructie (Perancis), reconstruction (Inggris) berarti sebuah usaha atau proses pembangunan kembali, penyusunan atau perangkaian kembali.[1] Dalam sebuah aliran filsafat pendidikan dikenal sebuah teori rekronstruksionisme yang mengatakan bahwa bagi aliran ini, persoalan-persoalan pendidikan dan kebudayaan dilihat jauh ke depan dan bila perlu diusahakan terbentuknya tata peradaban yang baru.[2] Menurut Hasan Hanafi, rekonstruksi adalah pembangunan kembali warisan-warisan Islam berdasarkan spirit modernitas dan kebutuhan Muslim kontemporer.[3]
          Istilah nation and charakter building adalah istilah klasik dan menjadi kosa kata hampir sepanjang sejarah modern Indonesia terutama sejak peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Istilah ini mencuat kembali sejak tahun 2010 ketika pendidikan karakter dijadikan sebagai gerakan nasional pada puncak acara Hari Pendidikan Nasional 20 Mei 2010. Latar belakang munculnya pendidikan karakter ini dilatarbelakangi oleh semakin terkikisnya karakter sebagai bangsa Indonesia, dan sekaligus sebagai upaya pembangunan manusia Indonesia yang berakhlak budi pekerti yang mulia.
Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak (Oxford). Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Definisi dari “The stamp of individually or group impressed by nature, education or habit. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti, sehingga karakter bangsa identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik.

C. Nilai-Nilai Islam dalam Pancasila sebagai Nilai-Nilai Kebangsaan
1.    Transendensi: Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Allah SWT. Dari kesadaran ini akan memunculkan sikap penghambaan semata-mata pada Allah SWT. Kesadaran ini juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu menjaga dan memakmurkannya. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2.    Humanisasi: Setiap manusia pada hakekatnya setara di mata Allah SWT kecuali ilmu dan ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek yang memiliki potensi. Kemanusiaan yang adil dan beradap;
3.    Kebinekaan: Kesadaran akan adanya sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan, Persatuan Indonesia;
4.    Liberasi: Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Karenanya, tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
5.    Keadilan: Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

          Sejarah telah mencatat bahwa Islam dan umat Islam di Indonesia, telah memberikan peran aktifnya berupa amal-amal nyata, membentuk manusia yang beriman, berakhlak karimah, cerdas dan terampil, membangun kehidupan keluarga dan masyarakat secara baik. Lebih dari itu bahkan menolak dan melawan penjajah, kemudian mempersatukan manusia dan komunitas dalam satu keluarga besar menjadi satu bangsa, dan pada akhirnya memproklamirkan kemerdekaan bangsa dan negara hingga kemudian mempertahankan serta mengisi kemerdekaan hingga dewasa ini.
          Peranan aktif tersebut harus terus dilakukan oleh kita sebagai umat Islam, wabilkusus oleh kita sebagai generasi Muslim di Indonesia dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab yang didasari semangat:
1.    Mengemban tugas kekhalifahan, sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah:30:
                                                                           
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat; ‘Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini’”.
     

2.    Menegakan keadilan sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Maa-idah : 8 :

                                                
     
     Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang       yang selalu menegakan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu     untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat kepada          taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui     apa yang kamu kerjakan”.

3.    Memakmurkan bumi Allah sebagaimana firmannya dalam Al-Qur’an surat Hud:61:

                                                        
      
Artinya : “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah mapunan-Nya, kemudian bertobat kepada-Nya”.

4.    Melaksanakan kewajiban dakwah dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Nahl:125:
                                                                   
Artinya : “Serulah manusia kepada jalan agama Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”.

Firman Allah dalam surat Ali-Imran:110:
                                   
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.

D. Karakteristik Generasi Muslim dan Penerus Perjuangan Bangsa
          Beberapa karakteristik penting sebagai ciri karakter profetik generasi Muslim dan penerus perjuangan bangsa, antara lain:
1. Sadar sebagai makhluq ciptaan Allah SWT: Sadar sebagai makhluq muncul ketika ia mampu memahami keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Allah SWT. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi.
2. Cinta Tuhan : Orang yang sadar akan keberadaan Allah SWT meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan apapun tanpa kehendak Allah SWT. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada-Nya. Orang yang cinta Allah SWT akan menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya.
3. Bermoral : Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari manusia yang bermoral.
4. Bijaksana : Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan melihat banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat terbentuk dari adanya penanaman nilai-nilai kebinekaan.
5. Pembelajar sejati: Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Allah SWT(nilai transendensi). Selain itu, dengan penanaman nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat untuk mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan.
6. Mandiri: Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa tiap manusia dan bangsa memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak akan membenarkan adanya penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa.

E. REKONSTRUKSI NILAI-NILAI KEISLAMAN DAN   KEBANGSAAN  DALAM PPP

1.   Sejarah Berdirinya Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
          Partai Persatuan Pembagunan (PPP) didirikan tanggal 5 Januari 1973, sebagai hasil penggabungan atau fusi politik empat partai Islam, yaitu:  Partai Nadhlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).
        PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan keempat Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok persatuan pembangunan, semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah;
1.    KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama;
2.    H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi);
3.    Haji Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII;
4.    Haji Rusli Halil, Ketua Umum Partai Islam Perti; dan
5.    Haji Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR.
          Terbentuknya fusi partai politik Islam ke dalam PPP, berawal dari Pemilu 1971 yang merupakan Pemilu pertama Orde Baru. Pemilu yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 1971 tersebut diikuti oleh 10 partai politik yang ketika itu dikenal dengan Organisasi Peserta Pemilu (OPP), yaitu :  Golkar, NU, Parmusi, PSII, PNI, Parkindo, Partai Katolik, Perti, IPKI, dan Murba. Lima besar pemenang dalam Pemilu ini adalah Golongan Karya (Golkar), Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII).
Pasca pemilu 1971 muncul ide penyederhanaan partai dari pemerintah Orde Baru ke dalam tiga kelompok atau konfigurasi, yaitu kelompok nasional, agama dan kekaryaan. Pemerintah Orde Baru pada saat itu memiliki penilaian bahwa hal tersebut harus dilakukan karena terlalu banyaknya partai politik selalu menjadi sumber yang mengganggu stabilitas. Gagasan ini sudah barang tentu menimbulkan sikap Pro dan Kontra karena dianggap membatasi atau mengekang aspirasi politik.
          Pada tahun 1973 konsep penyederhanaan partai (Konsep Fusi) sudah dapat diterima oleh partai-partai yang ada, partai-partai Islam digabung menjadi satu OPP dengan nama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai-partai yang diidentifikasi sebagai nasionalis-marhaen juga digabung menjadi satu OPP yang bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Satu kontestan lagi berasal dari golongan kekaryaan yang disebut Golongan Karya (Golkar), selanjutnya dikukuhkan melalui Undang-Undang No. 3/1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
          PPP berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah. Akan tetapi dalam perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, PPP pernah menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan sistem politik dan peratururan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984.
          Pada Muktamar I PPP tahun 1984 PPP secara resmi menggunakan asas Pancasila dan lambang partai berupa bintang dalam segi lima. Setelah tumbangnya Orde Baru yang ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998 dan dia digantikan oleh Wakil Presiden B.J.Habibie, PPP kembali menggunakan asas Islam dan lambang Ka'bah. Secara resmi hal itu dilakukan melalui Muktamar IV akhir tahun 1998.
           Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) yang pertama adalah H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH yang menjadi Ketua Umum, sejak tanggal 5 Januari 1973 sampai mengundurkan diri tahun 1978. Selain jabatan Ketua Umum pada awal berdirinya PPP juga mengenal presidium partai yang terdiri dari KH.Idham Chalid sebagai Presiden Partai, H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Drs.H.Th.M.Gobel, Haji Rusli Halil dan Haji Masykur, masing-masing sebagai Wakil Presiden.
Ketua Umum DPP PPP yang kedua adalah H. Jailani Naro, SH. Dia menjabat dua periode. Pertama tahun 1978 ketika H.Mohammad Syafaat Mintaredja mengundurkan diri sampai diselenggarakannya Muktamar I PPP tahun 1984. Dalam Muktamar I itu Naro terpilih lagi menjadi Ketua Umum DPP PPP.
Ketua Umum DPP PPP yang ketiga adalah H. Ismail Hasan Metareum, SH, yang menjabat sejak terpilih dalam Muktamar II PPP tahun 1989 dan kemudian terpilih kembali dalam Muktamar III tahun 1994.
Ketua Umum DPP PPP yang keempat adalah H. Hamzah Haz yang terpilih dalam Muktamar IV tahun 1998 dan kemudian terpilih kembali dalam Muktamar V tahun 2003. Hasil Muktamar V tahun 2003 juga menetapkan jabatan Wakil Ketua Umum Pimpinan Harian Pusat DPP PPP, yang dipercayakan muktamar kepada mantan Sekjen DPP PPP, H. Alimawarwan Hanan,SH.
Ketua Umum DPP PPP yang kelima adalah H. Suryadharma Ali yang terpilih dalam Muktamar VI tahun 2007 dengan Sekretaris Jenderal H. Irgan Chairul Mahfiz sedangkan Wakil Ketua Umum dipercayakan oleh muktamar kepada Drs. HA. Chozin Chumaidy.

2. Visi Partai Persatuan Pembangunan
Berdasarkan sejarah perjuangan dan jati diri di atas, maka visi PPP adalah "Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman".
Di bidang agama, platform PPP menegaskan tentang ;
1).  perlunya penataan kehidupan masyarakat yang Islami dan berakhlaqul karimah dengan prinsip amar makruf nahi munkar;
2).  pentingnya peran agama (Islam) sebagai panduan moral dan sumber inspirasi dalam kehidupan kenegaraan;
3).  pradigma hubungan antara Islam dan negara yang bersifat simbiotik, sinergis serta saling membutuhkan dan memelihara, yang berpegang pada prinsip harmoni antara universalitas Islam dan lokalitas keindonesiaan, dan
4).  komitmen pada prinsip dan sikap toleransi antar umat beragama.


3.  Misi Partai Persatuan Pembangunan (Khidmah Perjuangan PPP)
Misi Partai Persatuan Pembangunan tertuang dalam 5 khidmah perjuangan Partai Persatuan Pembangunan, yaitu:
1.    PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim). Dengan demikian PPP mencegah berkembangnya faham-faham atheisme, komunisme/marxisme/leninisme, serta sekularisme, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa Indonesia.
2.    PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memperhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia). Dengan demikian PPP mencegah dan menentang berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya kekerasan.
3.    PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman, mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa). Dengan demikian PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang ber-bhineka tunggal ika.
4.    PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan mengembangkan kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat yang sejati dengan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang setiap bentuk otoritarianisme, fasisme, kediktatoran, hegemoni, serta kesewenang-wenangan yang mendzalimi rakyat.
5.    PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridlai oleh Allah SWT, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Dengan demikian PPP mencegah berbagai bentuk kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi, kesenjangan budaya, pola kehidupan yang konsumeristis, materialistis, permisif, dan hedonistis di tengah-tengah kehidupan rakyat banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

4.  Prinsif-Prinsif (Nilai-Nilai) Perjuangan Partai Persatuan Pembangunan
          Partai Persatuan Pembangunan memiliki 6 prinsip perjuangan, yang harus dijungjung tinggi dan dilaksanakan oleh para pengurus, kader dan simpatisan PPP, antara lain:
1.   Prinsip Ibadah: PPP senantiasa berupaya mendasari perjuangannya dengan prinsip ibadah, dalam arti yang seluas-luasnya yaitu untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Oleh karena itu, seluruh kegiatan berpolitik jajaran partai adalah merupakan keterpanggilan untuk beribadah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-An’am : 162-163) :
                                    
     
      Artinya : “ Katakanlah (Muhammmad); “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan akulah orang yang pertama-tama berserah diri (Muslim)”.

2.     Prinsip Amar Ma`ruf Nahi Munkar: PPP mendasarkan perjuangannya atas prinsip menyeru dan mendorong melaksanakan segala perbuatan yang baik serta mencegah segala perbuatan yang tercela (munkar). Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat 104, berbunyi : 
     Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan orang yang menyeru        kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang      munkar,       dan merekalah orang-orang yang beruntung”.
                                                                                                 
3.     Prinsip Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan: Perjuangan PPP selalu didasarkan pada penegakan dan pembelaan prinsip kebenaran dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara itu, Prinsip kejujuran atau amanah bersifat sentral dan esensial dalam perjuangan PPP. Dengan prinsip kejujuran ini perjuangan dalam bentuk apapun akan menjamin tegaknya saling pengertian, keharmonisan, keserasian dan ketenteraman. Prinsip kejujuran merupakan penunaian amanah dan kepercayaan rakyat yang perlu terus dijaga sehingga terhindar dari perbuatan yang menghianati amanah rakyat. PPP juga akan terus mempertahankan prinsip keadilan di dalam setiap gerak langkah perjuangannya. Tegaknya keadilan (justice) adalah essensial dalam kehidpan masyarakat, bangsa dan negara.  Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Maa-idah : 8 :
     Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang       yang selalu menegakan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.      Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu       untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat kepada   taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui         apa yang kamu kerjakan”.

4.     Prinsip Musyawarah: PPP berpendirian bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan dasar dalam proses pengambilan keputusan. Dengan musyawarah dapat dipelihara sikap saling pengertian, saling menghargai dan menjamin kemantapan hasilnya serta menumbuhkan tanggung jawab bersama sehingga demokrasi yang sejati dapat terwujud dengan baik dan nyata. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Asy-Syuro: 38 : 
     Artinya : Dan bagi orang-orang yang menerima(mematuhi) seruan Tuhannya,       dan mendirikan Sholat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan     musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang      Kami berikan kepada mereka”.

5.     Prinsip Persamaan, Kebersamaan dan Persatuan: PPP mendasarkan perjuangan atas dasar prinsip persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT. Disamping itu, perjuangan PPP juga didasarkan atas prinsip menegakkan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terhindar dari bahaya disintegrasi dan perpecahan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imron:103 :
                                      
Artinya : “Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan    janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika        kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan      hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya     kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

6.     Prinsip Istiqomah: PPP menjadikan prinsip istiqomah atau konsisten sebagai prinsip perjuangan. Artinya, PPP sebagai institusi dan kader-kadernya harus gigih, kokoh, terguh pendirian dan selalu konsisten dalam memperjuangkan aspirasi rakyat berdasarkan nilai-nilai kebenaran.  Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Asy-Syura: 15 :
                                                                                              
 
     Artinya : “Maka karena itu, serulah (mereka kepada agama itu) dan   istiqomahlah (konsisten) sebagaimana diperintahkan kepadamu...”


G. Penutup
        Demikianlah sekedar  tulisan dan coretan dari penulis, mudah-mudahan ada manfaatnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan penulis juga. Karenanya sangat diharapkan saran dan kritik dari semua pihak .
          Kepada seluruh panitia dan peserta, penulis menyampaikan banyak terima kasih, semoga semuanya dapat memberikan manfaat kepada umat dan bangsa serta agama pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.




Selasa, 24 Mei 2011

REKOMENDASI EKSTERNAL MUKERCAB I DPC PPP KABUPATEN SUKABUMI

1.    Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Sukabumi menghimbau kepada Pemda Kabupaten Sukabumi agar senantiasa membangun hubungan yang baik dengan semua pihak, termasuk dengan DPC PPP Kab. Sukabumi;
2.   Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Sukabumi menghimbau Pemda Kabupaten Sukabumi agar konsisten dalam melaksanakan penegakan Syari’at Islam di Kab. Sukabumi;
3.   Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Sukabumi menghimbau Pemda Kabupaten Sukabumi agar senantiasa berupaya memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publik;
4.    Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Sukabumi mendorong Pemda Kabupaten Sukabumi agar membuat regulasi kepada Perusahaan/Pabrik Garment di wilayah Kabupaten Sukabumi untuk lebih mengutamakan tenaga kerja laki-laki;
5.    Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Sukabumi menghimbau Pemda Kabupaten Sukabumi untuk segera memperbaiki sarana insfrastruktur terutama jalan di wilayah Kabupaten Sukabumi;
6.   Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Sukabumi mendorong Pemda Kabupaten Sukabumi untuk segera merealisasikan program pembukaan areal sawah baru untuk mengantisipasi semakin menyusutnya areal persawahan di Kabupaten Sukabumi;

Selasa, 03 Mei 2011

Muqowam Menantang Suryadharma Ali, Siapa Juara?

Headline
Suryadharma Ali - inilah.com/Wirasatria
Oleh: R Ferdian Andi R
Nasional - Selasa, 3 Mei 2011 | 10:52 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Muktamar VII PPP masih dua bulan lagi. Namun hawa persaingan telah terasa di internal partaik ka’bah. Kini, Akhmad Muqowam mendeklrasikan maju sebagai Ketua Umum DPP PPP bersaing dengan ketua umum incumbent Suryadharma Ali. Siapa juara?
Pekerjaan Rumah PPP dalam Pemilu 2014 memang tidak mudah. Karena fakta hasil Pemilu setelah reformasi 1998, suara PPP terus mengalami tren penurunan signifikan. Puncaknya dalam Pemilu 2009 lalu, suara PPP jeblok hanya 5,32%. Sebelumnya dalam Pemilu 1999, memperoleh suara 10,7% dan Pemilu 2004 turun ke 8,15%.
Fakta inilah yang memompa Akhmad Muqowam, Ketua DPP PPP untuk bersaing dengan Suryadharma Ali dalam kompetisi Muktamar VII PPP awal Juli mendatang. "Agar PPP bisa menang dalam kompetisi (pemilu) dan selamat dari parliamentary threshold (PT)," ujarnya di Jakarta, Minggu (1/5/2011).
Ketua Komisi Pertanian DPR RI ini mengusung perubahan jika dirinya terpilih dalam Muktamar VII PPP. Dia menyebutkan dalam proses kepemimpinan dan kepengurusan di PPP selama ini ada yang salah. "Saat ini faksi di PPP begitu kuatnya. Faksi yang berdasarkan kepentingan bukan unsur (NU, Masyumi, Perti)," ungkapnya.
Ketika ditanya bagaimana dengan dukungan kepada dirinya dalam Muktamar mendatang? Muqowam secara diplomatis menjawabnya. Menurut bekas aktivis PMII ini dukungan terhadap dirinya kian signifikan dari hari ke hari. "Karena saya bertemu langsung dengan pemilik suara cabang dan wilayah," klaimnya.
Sementara itu Ketua Tim Sukses Akhmad Muqowam Yuyon Ali Fahmi menyebutkan saat ini PPP membutuhkan reformasi kepemimpinan. Dia menyebutkan penurunan suara PPP sejak masa reformasi mendorong pergantian kepemimpinan untuk menyelematkan partai berlambang ka’bah itu. "PPP dalam tiga kali pemilu mengalami penurunan suara. Penurunan ini menggelisahkan kader2-kader kita. Untuk itu kita butuh reformasi kepemimpinan," katanya
Sebelumnya sejumlah tokoh PPP mencatat secara kritis jebloknya suara PPP dari Pemilu 1999 hingga Pemilu 2009 disebabkan banyak faktor. Persoalan integritas kader seiring dengan meningkatnya politik uang menjadi penyebabnya. Tidak hanya itu, faktor kepemimpinan juga menjadi pendorong turunnya suara PPP.
Wakil Ketua Umum DPP PPP Chozin Chumaedy menyebutkan konstituen PPP yang berbasiskan masyarakat tradisional, memerlukan pemimpin yang memiliki daya pikat kuat. “Tetapi tidak hanya pemimpin kharismatik, namun juga ditopang kolektivitas kepemimpinan serta manajerial yang bagus,” paparnya.
Sementara Wakil Ketua Majelis Pakar DPP PPP Lukman Hakiem juga menyoroti perlunya kepemimpinan yang memiliki integritas dan ideologi yang kuat. "Harus ditemukan pemimpin yang memiliki integritas dan ideologi. Kalau tidak, apa bedanya PPP dengan partai lainnya. Pada akhirnya, hanya tanda gambar saja yang membedakan PPP dengan partai politik lainnya,” kritik Lukman.
Bagaimana kans Akhmad Muqowam? Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saifuddin menyebutkan Suryadharma Ali diprediksikan masih menguat untuk kembali memimpin partai berlambang ka’bah ini tahun ke depan. "Pak Suryadharma Ali masih kuat. Wilayah dan Cabang masih meminta," ujarnya dalam sebuah kesempatan.
Lukman menyebutkan, saat Mukernas III PPP akhir pekan lalu, keinginan pengurus cabang maupun wilayah cukup menguat untuk meminta Suryadharma Ali maju dalam Muktamar VII PPP di Bandung, Juli mendatang. "Suasana di dalam Mukernas III lalu cukup terasa," papar Lukman yang enggan disebut sebagai Tim Sukses Suryadharma Ali.
Diprediksikan perebutan Ketua Umum DPP PPP akan mengerucut pada dua kandidat yakni Akhmad Muqowam dan Suryadharma Ali. Bila dikerucutkan ada blok perubahan yang ditawarkan Muqowam dan blok status quo yang identik dengan Suryadharma Ali. Siapa yang juara? Politik masih cukup dinamis dan semua tergantung kepada pemilik suara DPC dan DPW PPP se-Indonesia. [mdr]