Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi

Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi
Dasep Surahman,S.Ag dan M. Almanfaluthi Hakiem, SH

Istiqomah Dijalan Konstitusi

Istiqomah Dijalan Konstitusi
Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi Bersama Ketua Umum PPP H. Djan Faridz

Senin, 13 Februari 2012

Komisi III Turun Tangan

* Soal Kontroversi Pasar Ternak Parungkuda
KONTROVERSI : Pedagang Ternak Cicurug kembali melakukan aktivitasnya di pasar ternak lama, Cicatih. andri radar

PARUNGKUDA-Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi hari ini akan melakukan peninjauan pasar ternak yang menjadi polemik beberapa bulan ke belakang. Rombongan komisi yang diketuai M Jaenudin itu akan meninjau pasar ternak di Bojongkokosan serta Cicurug. Itu dilakukan setelah adanya desakan warga pasar yang berpolemik terhadap penempatan pasar ternak baru yang dianggap memaksakan.         ”Besok kami (Komisi III) akan melakukan tinjauan ke dua pasar ternak Cicatih dan Bojongkokosan. Hal ini dilakukan untuk menyerap aspirasi dari warga pasar ternak. Semoga akan ada titik solusi,” ungkap Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PPP, Bunda Yusfida.

Seperti yang pernah dilakukan Komisi III telah mengadakan dengar pendapat dengan Paguyuban Pedagang dan Peternak Hewan Cicurug (P3HC) di pendopo belum lama ini. Bunda sempat menyampaikan bahwa pasar ternak Cicurug dapat dioperasikan kembali. Serta Komisi III akan memperjuangkan anggran 2012, peruntukan membangun pasar ternak Cicurug.
 
Selain membuka pasar ternak lama, Komisi III meminta kepada Disnak untuk menempatkan petugas medis serta petugas pengurus asal usul hewan ternak.Dengan catatan pengaturan waktu berdagang.
Mengcengangkan  dalam dengar pendapat tersebut , Bahwa Komisi III tidak merasa di komunikasikan Dinas Peternakan (Disnak) padahal komisi ini sebagai mitra kerja yang posisi tugasnya menangani masalah tersebut. Tak hanya itu, Saat relokasi ke pasar ternak baru Bojongkokosan Komisi tidak diajak kompromi atau sosialisasi.
 
Sementara, salah seorang tokoh pasar ternak P3HC, Soebagyo menyatakan  bahwa relokasi pasar lama ke pasar ternak baru dirasa merugikan. Alasannya, kehidupan ekonomi warga ternak sedikit terganggu karean perlunya beradaptasi. Maka tidak heran munculnya polemik pasar ternak ini. Soebagyo pun menyesalkan tindakan Disnak yang sejak awal rencananya tidak melibatkan warga pasar ternak.
 
“Jika pemerintah mempunyai sebuah program seharusnya libatkan warga yang berkenaan dengan kebutuhan kelompok tersebut. Seperti yang saat ini tidak ada sosialisasi atau kompromi tahunya pasar pindah. Pedagang kaget lalu luncul polemik atau kontardiksi. Yang menjadi catatan kepada pemerintah bahwa adanya pasar untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tapi pada kenyataanya relokasi ini bertolak belakang, warga di paksa untuk mengikuti program pemerintah,” tukasnya. (dri)

Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=3167

Tidak ada komentar:

Posting Komentar