Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi

Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi
Dasep Surahman,S.Ag dan M. Almanfaluthi Hakiem, SH

Istiqomah Dijalan Konstitusi

Istiqomah Dijalan Konstitusi
Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sukabumi Bersama Ketua Umum PPP H. Djan Faridz

Rabu, 25 April 2012

Peredaran LKS Komunis Terus ‘Disentil’


CICURUG-Pengamat pendidikan Lukman Hakiem menegaskan, kasus beredarnya Lembar Kerja Siswa (LKS) PPKN yang mengandung kata “Komunis”  muncul akibat paham pragmatis. Pasalnya, LKS ini merupakan sebuah bentuk usaha atau proyek dimana ada nilai materi atau keuntungan. Dalam hal ini yang terlibat didalamnya tidak  bisa berkutik banyak dengan melakukan penjaringan yang selektif hingga kasus ini terjadi.
    ”Pastinya sebelum sebuah buku diterbitkan ada kajian khusus, terlibat juga didalamnya pemerintah sebagai pengawas. Namun kenapa bisa seperti ini,?.. apakah ini kurangnya pengawasan dan tidak teliti. Lalu yang saya lihat saat ini LKS ini dijadikan sebuah proyek yang bernilai keuntungan. Ini lah yang terjadi terlalu pragmatis,” ungkap pria yang juga mantan Anggota DPR RI itu ditemui saat penyerahan dua buku hasil karyanya di Perpustakaan UPTD Cicurug, kemarin.
   Tapi ia juga berpendapat jika LKS ini beredar karena ada unsur faktor kesengajaan. “Bisa saja terjadi disengaja, dengan cara menyelipkan bagian kecil yang pengaruhnya besar,” imbuh Ketua Yayasan Ad Dakwah Cicurug yang juga mantan Anggota DPR RI ini.
 Dari  yang terlihat ada dua faktor pragmatis, yakni berpikir untuk hari ini tanpa melihat kebelakangserta dimungkinkan ada faktor kesengajaan. Menurut Lukman ini merupakan bukti masyarakat dangkal terhadap pengetahuan moral dan sejarah bangsa.
“Seperti contoh yang mudah saja, saat ini saya punya buku Mr Sjafruddin Prawiranegara, “pemimpin bangsa dalam pusaran sejarah” tidak banyak orang yang mengenalnya bahwa dirinya adalah seorang presiden kedua di negeri ini,” ujarnya.
   Lukman menjelaskan, hal seperti ini akan terus terjadi jika masyarakat terus mendapatkan hal yang instan dan melihat kepada keuntungan namun tidak dipikirkan apa dampaknya nanti. “Yang saya harapkan saat ini masyarakat tidak terpengaruh dengan kondisi keruh yang sengaja di ciptakan dan memanfaatkan celah masyarakat yang dangkal terhadap ilmu,” wantinya. (dri)
Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=9721

Tidak ada komentar:

Posting Komentar